Nggak seperti copywriter yang bertujuan meningkatkan penjualan melalui copywriting, tugas UX Writer adalah membuat microcopy yang memudahkan user untuk berinteraksi dengan interface suatu aplikasi.
Microcopy adalah copy berbentuk kalimat singkat seperti “Coffee, anyone?” atau “404 Not Found”. Tanpa microcopy, user akan kebingungan dalam mengambil langkah-langkah tertentu di website, aplikasi, dan produk.
Menurut Vilmate.com, macam-macam bentuk microcopy adalah:
- Button labels
- Formulir
- Menu navigasi
- Pesan eror
- Catatan keamanan
- Pesan call-to-action
- Disclaimer
- Info copy
- On-screen help text
- Notifikasi
Lalu, bagaimana prinsip UX writing dalam membuat microcopy yang bagus?
Inilah 7 prinsip UX writing yang wajib untuk diterapkan menurut AVO Agency:
1. Usable
Buatlah microcopy yang mudah digunakan, alias nggak menyusahkan user tentang cara kerja, navigasi, dan langkah-langkah yang harus ditempuh di website atau aplikasi.
Contoh: Instagram
Instagram memastikan apakah user benar-benar ingin menghapus fotonya atau sekadar salah memencet tombol melalui microcopy ini:
Hanya dengan memencet tombol “cancel”, user akan terhindar dari rasa frustrasi dalam menghapus foto secara nggak sengaja.
Tips!
- Pahami kebutuhan user dengan melakukan user interview, user test & usability, dan survei
- Pahami cara kerja interface dengan berkolaborasi bersama developers dan UI/UX Designer
2. Helpful
Sediakan informasi yang sebenarnya user butuhkan tanpa ia sadari, karena microcopy yang seperti itulah yang membantu user.
Contoh: Gojek

Gojek nggak hanya menulis “Cari restoran…”, tetapi juga menawarkan kopi sebagai pilihan alternatif seandainya user bingung ingin memesan makanan atau minuman apa.
3. Accessible
Microcopy harus dapat diakses oleh semua orang, tetapi terutama orang-orang yang memiliki disabilitas. Banyak dari mereka yang menggunakan teknologi bantuan seperti text-to-speech, voice recognition, spell checkers, dan lain-lain.
Cara-cara untuk menulis accessible microcopy:
- Memasukkan alternate text untuk gambar dan ikon
- Memasukkan caption dan transkrip untuk audio
- Memberi struktur header dan sub header yang scannable
- Tuliskan link dan button text dengan jelas
4. Clear
Lebih dari copy “witty” milik copywriter, microcopy UX writing harus ditulis sejelas mungkin.
Dalam membuat microcopy yang jelas, tanyakan: Apakah ini cukup jelas…
- untuk dibaca user pertama kali?
- untuk dibaca user dari segala usia?
- kalau dibaca sekali saja secara cepat?
- kalau dibaca saat sibuk atau teralihkan?
5. Appropriate
Makna kata, tone of voice, dan ukuran dari microcopy harus ditulis sesuai konteks agar terlihat pantas. Brand voice sangat berperan di prinsip yang satu ini.
Contoh: Tumblr

Sebagai situs microblogging kreatif, microcopy untuk “halaman tidak ditemukan” ini sangat sesuai dengan karakteristik user. Lain halnya kalau digunakan di situs pemerintahan.
Tips!
- Pahami lingkungan dan skenario yang biasanya dialami oleh user
- Lakukan smart copy testing seperti user usability test dan riset lapangan
6. Seamless
Seamless artinya microcopy yang terintegrasi dengan desain. Kata-kata dan visual harus bisa melengkapi satu sama lain agar nggak membingungkan user.
Cara-cara untuk mengintegrasi microcopy dan desain:
- Bekerja sama dengan desainer sejak awal proses UX Writing
- Hindari penggunaan “lorem ipsum” sebagai placeholder text
Pikirkan bagaimana kata-kata dan visual dapat memenuhi kebutuhan user
7. Branded
Sama seperti desain, microcopy juga adalah bagian dari suatu brand. Jangan membuat microcopy yang nggak konsisten dan terasa seperti brand lain.
Cara-cara untuk menulis microcopy brand yang konsisten:
- Buat panduan gaya konten yang mendefinisikan brand voice dan tone
- Buat folder berisi kalimat dan kata-kata yang sering digunakan, seperti “Masuk sekarang” atau “Gabung bersama kami”

Aplikasi Spotify selalu menggunakan maksimal tiga kalimat yang to the point untuk call-to-action, seperti “Dapatkan akun premium”, “Lihat penawaran”, dan “Pelajari lebih lanjut”.
Ingin menerapkan ketujuh prinsip tersebut, tetapi merasa belum memiliki pengetahuan UX writing yang cukup? Daftarkan diri kalian di kelas Jobhun Academy: UX Writing melalui jobhun.id/academy!