Blog Jobhun
  • Artikel
  • Berita
  • Cerita Karier
  • Info Acara
  • Infografik
  • Jobhun Internship
  • Jobhun Speak
  • Jobhun Student Ambassador
  • Jobhun Talks
  • Karierpedia
  • Tak Berkategori
Blog Jobhun
Blog Jobhun
  • Program
    • Jobhun Student Ambassador
    • Jobhun Internship
    • Jobhun Visit
    • Jobhun Speak
    • Jobhun Talks
    • Virtual Job Fair
  • Cerita
    • Cerita Karier
    • Cerita Pengguna
  • Artikel
  • Berita
  • Info Acara
  • Layanan
  • Artikel

Nemawashi: Konsensus Dahulu, Keputusan Akhir Kemudian

  • 12 Agustus 2022
  • cynthcecilia
  • No comments
  • 2 minute read
Total
0
Shares
0
0
Sumber: Google

Jobhuners, yang kita ketahui tentang meeting selama ini adalah mengumpulkan semua orang di satu ruangan, berdurasi kira-kira 2 jam, dan mengatakan sesuatu jika memiliki pendapat. Ya, nggak? Nah, kalau di Jepang agak berbeda, nih. Berdebat, berpendapat, dan berdiskusi hampir nggak ada pada meeting besar, cuma berbagi informasi baru dan melaporkan proses. Pasti sekarang timbul pertanyaan di benak Jobhuners: “Lalu, untuk apa meeting?”Nggak mungkin, dong, orang Jepang mengadakan meeting besar tapi nggak membicarakan apa-apa. Ya, karena semua pembahasan itu sudah dilakukan pada pre-meeting atau one-on-one meeting sebelumnya! Alasannya, orang-orang Jepang nggak nyaman sama pertentangan dalam setting formal seperti meeting dengan atasan. Maka, mereka selalu menghadirkan harmoni ke dalam meeting, alih-alih bertukar pendapat on-the-spot yang berpotensi untuk menghasilkan konflik. Asal dari gaya meeting seperti ini dari mana, sih? Nemawashi namanya, berasal dari kata ne dan mawasu, yang secara harfiah berarti “memutar akar”.

Asal dari gaya meeting seperti ini dari mana, sih? Nemawashi namanya, berasal dari kata ne dan mawasu, yang secara harfiah berarti “memutar akar”. Filosofi ini sebenarnya merupakan istilah berkebun, lho, yang mana sebelum pohon dipindahkan, sekitar akar pohon yang akan dicabut harus digali terlebih dahulu agar pohon tersebut dapat tertanam dengan kuat. Kalau diaplikasikan ke dalam manajemen bisnis, artinya “membangun konsensus”, “meletakkan fondasi”, sebelum membuat keputusan akhir.

Hal ini dapat dilakukan dengan:
  1. Membuat rancangan proposal mengenai suatu project
  2. Menjadwalkan one-on-one meeting atau pre-meeting
  3. Mempresentasikan proposal kurang lebih 15 menit
  4. Merevisi proposal dengan input yang diberikan
  5. Mempresentasikan proposal kepada atasan

Meskipun terlihat seperti dua kali kerja padahal bisa dilakukan dalam sekali meeting, Nemawashi memang lebih cocok dengan sedia payung sebelum hujan daripada sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan Nemawashi, konflik dan pendapat kontroversial dapat diantisipasi sebelumnya, semua pihak yang terlibat nggak ada yang merasa tertinggal karena input-nya dipertimbangkan, dan karena telah disetujui oleh semuanya, kesuksesan dapat dicapai dengan lebih efektif.

Eits, tapi Nemawashi bukan lobbying, ya! Berbeda dengan lobbying sebagai tindakan persuasif untuk membuat seseorang yang berkuasa menyetujui apa yang Jobhuners usulkan, tujuan Nemawashi lebih kepada menguatkan dasar ide sebelum eksekusi, menyatukan visi misi SDM dalam project, dan tentunya menghadirkan suasana harmonis pada meeting. Atasan nggak menyetujui proposal pun nggak apa-apa, mereka akan membuat Nemawashi baru.

Sekarang, setelah tahu tentang Nemawashi, pandangan Jobhuners mengenai per-meeting-an berubah, nggak? Bagaimana pendapat Jobhuners tentang ini? Apakah ingin didiskusikan dahulu atau langsung dibahas saja? 🙂

Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Pin it 0
Related Topics
  • gaya meeting
  • keputusan
  • konsensus
  • meeting
  • nemawashi
cynthcecilia

Previous Article
  • Artikel
  • Infografik

Data Scientist dan Data Analyst: Dua Profesi Milenial Yang Berbeda

  • 12 Agustus 2022
  • cynthcecilia
Read More
Next Article
  • Infografik

Apakah Mungkin Bisa Bahagia dalam Bekerja?

  • 12 Agustus 2022
  • cynthcecilia
Read More
You May Also Like
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Internship

Simak 5 Strategi Public Speaking untuk Karier-mu!

  • Mutiara Sabrina
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Speak

Belajar Social Media Project bersama Abigail, Co-Founder Lalita Project

  • Lita
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Speak

Exchange Hingga Internship di Korea Selatan: Ngobrol Bareng Pinky Bilika

  • Lita
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Speak

Job Seeking and Work Trends in 2021 (Jobhun Speak #16)

  • Mutiara Sabrina
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Internship

Persiapan Karier: Requirements and How To Be Impressive on Interview

  • Mutiara Sabrina
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita
  • Jobhun Internship
  • Tak Berkategori

Kenali Profesi UX Researcher: Si Pejuang Suara Konsumen

  • Fajarika Rahmawati
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Berita

Ingin Jadi TikTok Content Creator? Pastikan Kamu Tahu 3 Hal Ini!

  • Lintang Jelita Anjani
  • 12 Agustus 2022
Read More
  • Artikel
  • Jobhun Talks

Siap Membangun Karier Internasional melalui Jobhun Talks x Sizigi

  • Lintang Jelita Anjani
  • 12 Agustus 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs utama | Kontributor

©Copyright 2021 Jobhun. All Rights Reserved

Input your search keywords and press Enter.