
Jobhuners, yang kita ketahui tentang meeting selama ini adalah mengumpulkan semua orang di satu ruangan, berdurasi kira-kira 2 jam, dan mengatakan sesuatu jika memiliki pendapat. Ya, nggak? Nah, kalau di Jepang agak berbeda, nih. Berdebat, berpendapat, dan berdiskusi hampir nggak ada pada meeting besar, cuma berbagi informasi baru dan melaporkan proses. Pasti sekarang timbul pertanyaan di benak Jobhuners: “Lalu, untuk apa meeting?”Nggak mungkin, dong, orang Jepang mengadakan meeting besar tapi nggak membicarakan apa-apa. Ya, karena semua pembahasan itu sudah dilakukan pada pre-meeting atau one-on-one meeting sebelumnya! Alasannya, orang-orang Jepang nggak nyaman sama pertentangan dalam setting formal seperti meeting dengan atasan. Maka, mereka selalu menghadirkan harmoni ke dalam meeting, alih-alih bertukar pendapat on-the-spot yang berpotensi untuk menghasilkan konflik. Asal dari gaya meeting seperti ini dari mana, sih? Nemawashi namanya, berasal dari kata ne dan mawasu, yang secara harfiah berarti “memutar akar”.
Asal dari gaya meeting seperti ini dari mana, sih? Nemawashi namanya, berasal dari kata ne dan mawasu, yang secara harfiah berarti “memutar akar”. Filosofi ini sebenarnya merupakan istilah berkebun, lho, yang mana sebelum pohon dipindahkan, sekitar akar pohon yang akan dicabut harus digali terlebih dahulu agar pohon tersebut dapat tertanam dengan kuat. Kalau diaplikasikan ke dalam manajemen bisnis, artinya “membangun konsensus”, “meletakkan fondasi”, sebelum membuat keputusan akhir.
Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Membuat rancangan proposal mengenai suatu project
- Menjadwalkan one-on-one meeting atau pre-meeting
- Mempresentasikan proposal kurang lebih 15 menit
- Merevisi proposal dengan input yang diberikan
- Mempresentasikan proposal kepada atasan
Meskipun terlihat seperti dua kali kerja padahal bisa dilakukan dalam sekali meeting, Nemawashi memang lebih cocok dengan sedia payung sebelum hujan daripada sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan Nemawashi, konflik dan pendapat kontroversial dapat diantisipasi sebelumnya, semua pihak yang terlibat nggak ada yang merasa tertinggal karena input-nya dipertimbangkan, dan karena telah disetujui oleh semuanya, kesuksesan dapat dicapai dengan lebih efektif.
Eits, tapi Nemawashi bukan lobbying, ya! Berbeda dengan lobbying sebagai tindakan persuasif untuk membuat seseorang yang berkuasa menyetujui apa yang Jobhuners usulkan, tujuan Nemawashi lebih kepada menguatkan dasar ide sebelum eksekusi, menyatukan visi misi SDM dalam project, dan tentunya menghadirkan suasana harmonis pada meeting. Atasan nggak menyetujui proposal pun nggak apa-apa, mereka akan membuat Nemawashi baru.
Sekarang, setelah tahu tentang Nemawashi, pandangan Jobhuners mengenai per-meeting-an berubah, nggak? Bagaimana pendapat Jobhuners tentang ini? Apakah ingin didiskusikan dahulu atau langsung dibahas saja? 🙂