
Siapa sih yang tidak tahu TikTok? Terkenal dengan remix lagu-lagu viral dan tren-tren gokil, TikTok kini ialah platform video yang populer di kalangan Gen Z. Namun, Jobhuners pernah terpikir nggak sih, kalau TikTok juga bisa membantu menunjang jenjang kariermu? Mau tau tentang keseruan magang di TikTok Indonesia?
Di episode Jobhun Speak kali ini, kita kedatangan Zuljuhdi Nasution, seorang mahasiswa tingkat akhir di Universitas Padjajaran, yang sedang menjalankan magang di TikTok Indonesia sebagai User Operation Intern. Sambil dipandu host Dea Damaris, kita akan mengulik keseruan di layar belakang TikTok, begitu juga dengan work culture di sana. Yuk, simak hasil diskusinya di bawah ini!
Awalnya kepo, sekarang magang di TikTok Indonesia
Kalau memikirkan tempat untuk magang, TikTok tentu muncul sebagai jawaban yang lumayan out of the box. Namun bagi Zuljuhdi, kesempatan ini justru tidak terkesan aneh sama sekali. Saat awal menggunakan TikTok, Zuljuhdi mengaku tertarik akan perkembangan TikTok yang sangat pesat di Indonesia.
Keingintahuan ini juga sejalan dengan jurusannya yaitu Manajemen Komunikasi, yang berfokus pada strategi komunikasi dan kampanye. “Nah, itu sebenarnya yang ingin aku pelajari, bagaimana TikTok bisa menyusun strateginya supaya tersebar dengan cukup masif di pasar Indonesia”, ucapnya.
Dengan berbekal teori-teori dari studinya, ilmu tersebut kini Zuljuhdi implementasikan secara langsung di TikTok.
Menyusun strategi konten
Sebagai seorang User Operation Intern, Zuljuhdi bertugas menyusun strategi yang mampu untuk mengembangkan keragaman konten di TikTok. Kebetulan, tugas Zuljuhdi berfokus di bidang edukasi. Jadi kalau Jobhuners melihat hashtag seperti #SamaSamaBelajar, #BerbagiIlmu, atau #BerbagiFakta di TikTok, ini adalah beberapa campaign yang telah dia bantu kembangkan, lho!
Dalam menjalankan jobdesc ini, Zuljuhdi menilai bahwa tuntutan terbesar datang dari keharusan untuk berpikir kreatif. Hal ini dibutuhkan dalam membuat strategi konten, agar orang lain bisa terinspirasi membagikan atau membuat konten yang serupa.
Selain itu, skill lainnya yang dibutuhkan justru adalah lebih sering bermain TikTok. Karena terkadang ide-ide untuk campaign itu bisa datang dari para user sendiri. Misal, mereka membuat konten yang dianggap menarik oleh Zuljuhdi dan berpotensi trending, ia bisa mengkreasikan hal tersebut untuk membuat campaign.
Always day one
Selama magang, Zuljuhdi merasa bahwa TikTok memiliki kultur yang sangat terbuka kepada ide-ide baru. Salah satu mindset utama yang dapat ditemukan saat bekerja di TikTok adalah ungkapan “Always Day One.”
“Misalnya saat kalian pertama memasuki kampus, kalian pasti semangat nih. Semangat di hari pertama itu kan berapi-api banget. Nah, kita pengen supaya setiap hari dan setiap waktu yang kita jalankan di TikTok itu seakan hari pertama kita. Kenapa? Supaya kita terus makin bersemangat dan terus memberikan effort yang maksimal. Karena kita yakin dengan usaha yang maksimal, tentunya kita akan mendapat output yang maksimal”, jelasnya.
Jadi gimana Jobhuners, apakah kalian tertarik ingin magang di TikTok Indonesia?