Hayo ngaku Jobhuners, siapa yang di sini kerjaannya scrolling TikTok terus? Ingin Jadi TikTok Content Creator?
Awalnya diremehkan, TikTok kini adalah salah satu medsos ternama di Indonesia. Platform ini memungkinkan penggunanya untuk upload video berdurasi 15 sampai 120 detik, dengan background suara dan filter yang beragam. Dilansir dari Katadata, pengguna TikTok di Indonesia rata-rata menghabiskan 29 menit per harinya pada aplikasi ini. Kepopuleran TikTok telah mendorong berbagai perusahaan membuka lowongan TikTok Content Creator, untuk meningkatkan strategi pemasaran mereka.
Namun, pekerjaan ini tidak semudah yang orang kira. Kalau ingin konten dengan banyak engagement dan views, ada beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan. Penasaran apa saja ilmu-ilmu rahasianya? Yuk, simak tulisan ini!
1. Tentukan niche kamu

© TikTok @iestrikus
Dalam menjadi seorang TikTok Content Creator, Jobhuners butuh sebuah brand identity untuk bisa stand out dan menarik perhatian banyak orang. Di sinilah pentingnya niche kita.
Niche adalah kekhasan dari suatu konten. Misal seperti topik memasak, melukis, tips workout, dan seterusnya. Niche harus menarik, sesuai dengan imej kita, dan bersumber dari keresahan milik audiens yang dituju.
Mengapa harus memikirkan keresahan audiens? Karena konten kita harus bisa menawarkan sebuah solusi atas kebutuhan mereka. Sehingga ke depannya, konten kita akan dinanti terus.
Contohnya seperti HR & Psychology Content Creator, Iestri Kusumah. Konten milik Iestri ditujukan untuk orang-orang yang masih mencari pekerjaan. Ia memberikan solusi melalui konten-konten tips kerja, berdasarkan pengalamannya di bidang Human Relations.
2. Incar isi konten yang bermanfaat dan menghibur

© Unsplash.com
Dalam membuat konten, kita tidak harus selalu membahas isu-isu yang besar. Mayoritas orang pergi ke TikTok untuk bisa refreshing dari kesibukan mereka. Orang cenderung akan memperhatikan konten yang bermanfaat atau menghibur. Jadi, buatlah konten yang sekiranya bisa memenuhi satu atau kedua kebutuhan tersebut. Misal dengan menawarkan informasi baru, atau mengikuti tren sound lucu yang kekinian.
Jobhuners juga jangan terpacu untuk harus merekam konten dengan HP yang paling canggih, atau menggunakan aplikasi editing yang terbaru. Meskipun kualitas memainkan peran yang besar, tapi isi konten kita juga harus mendorong orang untuk mau menontonnya terus. Dengan memiliki isi konten yang dapat dinikmati banyak orang, hal tersebut bisa memberikan konten kita daya tarik dari sisi eksposur.
3. Konsistensi adalah kunci bagi TikTok Content Creator

© Unsplash.com
Menjadi content creator bukan hanya sekedar upload dan berharap viral. Untuk mencetak konten yang ramai, Jobhuners perlu terlebih dahulu memahami sistematika persebaran konten di TikTok. Konten di TikTok tersebar melalui laman For You Page, atau yang dikenal sebagai FYP. Laman ini merekomendasi konten berdasar preferensi masing-masing pengguna.
Saat Jobhuners mengupload sebuah konten, video tersebut disebarkan ke FYP beberapa pengguna lain. Lalu, TikTok akan “menilai”, apakah konten ini mampu untuk menarik views, comment, likes atau tidak. Jika mendapat cukup perhatian, konten tersebut akan direkomendasikan ke pengguna-pengguna dengan preferensi serupa. Hal ini adalah apa yang disebut sebagai push viewers.
Jadi, kuncinya adalah untuk konsisten mengupload, agar konten kita bisa terus di-push oleh TikTok dan tersebar pada For You Page milik audiens sasaran.
Kalau konten kalian belum mendapat banyak views, jangan berkecil hati dulu. Perlu diingat bahwa video-video yang sudah lama diupload juga masih berkesempatan untuk bisa masuk ke FYP.
Bagaimana, Jobhuners? Siap membuat konten yang laku? Banyak perusahaan kini sedang berlomba-lomba ingin hits di TikTok. Jadi, jangan gengsi untuk melamar sebagai TikTok Content Creator, ya! Tentunya, seseorang yang benar-benar memahami aplikasi ini akan lebih dilirik oleh recruiter. Jika ingin tahu tips dan tricks lainnya dalam membuat TikTok, cek akun Instagram @jobhun, ya!